BALIGOAL - Kongres Pemilihan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) baru terlaksana pada pertengahan Oktober mendatang. Meski demikian, suasana panas mulai terasa.
Pemicunya, para anggota menilai Ketua KOI, Rita Subowo, sudah tidak sejalan dengan pemikiran dan harapan saat menggelar Rapat Anggota Istimewa dan Kongres Istimewa sebagai persiapan menuju Kongres.
Dalam kesempatan tersebut, KOI rencananya membahas empat agenda seperti pemisahan Komite Eksekutif dengan pengurus, pembentukan Komite Etik, revisi masa kepengurusan, revisi pasal untuk kemudahan menjadi anggota. Setelah dilakukan sosialisasi selama empat kali, rapat anggota istimewa akhirnya hanya membahas kemudahan menjadi anggota bagi sembilan cabang olahraga (cabor). Masing-masing yaitu, penthatlon, triathlon, jet ski, kriket, rugby, woodball, kabbadi, petanque, dan hand ball.
Dampaknya, mendapatkan penolakan dari 27 induk olahraga yang menjadi anggota biasa dan 12 anggota luar biasa KOI.
"Beberapa anggota sepakat lanjutkan rapat, tapi kami tidak ingin dianggap melakukan kudeta. Sampai sekarang kami masih hormati dan akui Rita Subowo sebagai Ketua KOI 2011-2015. Nantinya akan kami usung lagi atau ada yang baru untuk dipilih, semua tergantung kongres," ungkap Dasril Anwar, perwakilan dari Pengurus Besar Federasi Olahraga Kabbadi Indonesia (PB FORKI) yang menolak KOI usai rapat.
Ditambahkannya, beberapa anggota KOI bersepakat mekanisme Kongres sesuai putusan rapat anggota tahunan di Bogor, 19 Februari lalu, yang menetapkan Komite Penyaringan dan Penjaringan bakal calon Kongres. Sayangnya, mereka kecewa karena hingga kini belum juga dimiliki dan disosialisasikan KOI.
"Tidak ada kepastian hingga kini, maka kami segera membentuk tim penjaringan yang di Ketua Timbul Thomas Lubis, kemudian Erlizal Chaniago sebagai Sekretaris, dan tiga anggota macam Anjas Rifai (ketua PSTI, Yohanna, serta Indra Wargadalam (Perbakin). Forum juga menetapkan 17 Oktober sebagai hari berkongres KOI untuk memilih ketua periode 2015-2019. Kami juga membentuk 10 orang sebagai tim negosiasi yang bertugas mengkomunikasikan hasil rapat forum di gedung serba guna, Senayan dengan Ketua KOI Rita," tambahnya.
Sedangkan Ketua KOI, Rita Subowo, menjelaskan bahwa rapat istimewa awalnya dijadikan panggung untuk melegalkan sembilan cabor dipertandingkan hingga internasional. Hanya saja, memang belum bisa dijadikan sebagai anggota KOI. Dimana, hal tersebut sesuai amanah rapat anggota tahunan 2013/2014 dan Olympic Charter, sehingga AD/ART harus diubah.
"Rapat istimewa karena ini kali kedua dalam setahun. Tapi karena tidak disetujui rapat istimewa kami tutup saja sampai kongres Oktober nanti," tutupnya.